Asal Usul Nama Borobudur
Nama Borobudur belum diketahui pasti asal muasalnya. Tapi tahukan endak kalian yang menumukan candi Borobudur siapa? Sir Thomas Stamford Raffles yaa orang inilah yg pertama menemukan candi ini, ditemukan tahun 1814. Dan nama Borobudur dia masukkan ke dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Pulau Jawa". Kata “Boro” diambil dari nama Desa tempat candi itu berdiri, dan kata “Budur” mempunyai arti Purba.
Asal usul candi borobudur
Borobudur |
Sejarah Asal Muasal Pembangunan Candi Borobudur
Menurut sejarah, Candi Borobudur diperkirakan di bangun oleh Samaratungga pada abad ke-8 atau ke-9. Proses pembangunan candi borobudur sangat lama yaitu sekitar 50-100 tahun pada 760 – 825 M. Namun agama dari kerajaan Samaratungga belum diketahui pasti, berdasarkan temuan prasasti Sojomerto menunjukan bahwa kerajaan tersebut menganut agama Hindu. Dan belum diketahui pasti dasar apa yang membuat candi borobudur ini di dirikan.
Sejarah Pembangunan candi borobudur juga belum terungkap. Di lihat dari Bentuk dan susunan batunya sangat beatiful. Ada sebagian orang berkata batu itu berasal dari gunung merapi. Tetapi jarak yang jauh antara gunung merapi yang berjauhan sepertinya belum terbayangkan bagaimana cara membawa batu itu hingga berada di lokasi candi borobudur.
Pertanyaan Siapa yang membuat canti borobudur? itulah yang bikin penasaran semua ilmuan, dan alhasil mereka pun tidak menemukan hal-hal yang mereka cari. Jika diulas lebih dalam, saat zaman itu manusia belum belajar arsitektur yang teramat canggih apalagi menghasilkan candi yang sangat begitu luar biasa ini. Namun bila diteliti denahnya ternyata terdapat pola-pola yang aneh dimana candi tersebut berfungsi sebagai jam, dimana jarum jamnya berupa bayangan stupa.
Tahap-Tahap Pembangunan Candi Borobudur
Berdasarkan hasil temuan para arkeolog, awalnya Candi Borobudur dibuat dengan satu mahkota raksasa berupa stupa di puncaknya. Namun beratnya akan membahayakan kaki candi, lalu para arsitek memutuskan membagi stupa tersebut menjadi beberapa bagian stupa kecil. Inilah perkiraan
Beberapa tahapan untuk membangun candi Borobudur :
- Tahap Pertama : Diperkirakan Borobudur tidak seluruhnya terdiri dari batu andesit, bagian bukit tanah dipadatkan dan ditutup oleh batu seperti cangkang. Hal ini guna memperkokoh bukit tanah. Awalnya bangunan tersebut akan dibangun seperti piramida berundak. Namun diubah dan dibongkar kembali dan disusun menjadi 3 undakan.
- Tahap Kedua : Menambahkan pagar, undak melingkar dan membangun stupa tunggal.
- Tahap Ketiga :Mulai membangun bongkahan-bongkahan kecil dari hasil stupa induk agar menjadi 3 stupa, menambah kaki tambahan untuk mengokohkan candi. Karena candi dibuat diatas bukit tanah yang rawan longsor dan runtuh. Selain itu pondasinya diperlebar, dengan stupa-stupa yang mengelelilingi 1 stupa besar. dibuat juga teras melingkar di sekeliling deretan stupa-stupa kecil.
- Tahap Keempat :Pada tahap ini, pembangunan candi ada perubahan yaitu menyempurnakan relief, pembuatan pagar langkan di bagian terluar, pembuatan lengkungan di atas pintu, merubah tangga, serta ujung kaki.
Sejarah ditemukannya candi borobudur
Masa Terlantarnya Candi Borobudur
Masa terlantarnya Borobudur terjadi sekitar tahun 928-1006, Diperkirakan disebabkan oleh Gunung Merapi meletus dan Borobudur terkubur oleh abu vulkanik. Pada saat itu masa Raja Mpu Sindok, ia memindahkan masyarakatnya ke Jawa Timur. Seketika itu pun candi terlantar. Saking lamanya terkubur oleh abu vulkanik, mulai tumbuhlah semak belukar dan pohon liar, hingga candi tersebut mirip bukit kecil. Di saat yang sama, mulai tidak ada yang berziarah ke Borobudur. Hal ini diperkuat dengan banyaknya masyarakat yang pindah ke agama Islam pada abad ke-15.
Penemuan Kembali Candi Borobudur
Pada tahun 1811 -1816 Pulau Jawa sedang dibawah kekuasaan Inggris. Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan sebagai Gubernur sangat tertarik pada sejarah Jawa. Ia mengumpulkan kesenian-kesenian antik Jawa kuno dan menulis catatan tentang sejarah dan kebudayaan Jawa, ia pun sengaja mengelilingi pulau Jawa hanya untuk berburu prasasti bersejarah.
Sampailah ia di Semarang pada tahun 1814, seketika itu ia langsung mendapat kabar tentang monumen besar didalam hutan daerah Bumisegoro. Sir Thomas sangat tertarik, namun berhalangan karena sedang tugas. Ia pun mengutus H.C. Cornelius untuk menyelidiki monumen yang dimaksud.
H.C. Cornelius akhirnya menyelidikinya dengan membawa 200 bawahannya untuk menebang pepohonan dan menggali tanah yang menutupi candi tersebut. Namun saat itu tanah di anggap rawan longsor, sehingga penggalianpun tidak maksimal, lalu diberikannya sketsa candi Borobudur pada Sir Thomas. Walau hanya itu, Sir Thomas Raffles dianggap sangat berjasa.
Pada tahun 1835 Jawa telah dikuasai oleh Belanda, Hartmann meneruskan pekerjaan Sir Thomas Stamford Rafless. Ia tertarik untuk meneliti dan merawat Candi Borobudur. Sayangnya ia tidak menulis catatan dengan apa yang ia lakukan, namun pembersihan candi pun tetap berlangsung. Pada tahun 1842 Hartmann menemukan stupa utama namun isinya sudah kosong. Penelitianpun masih menjadi misteri.
Hasil sketsa F.C Wilsen
Selanjutnya, seorang insinyur berkebangsaan Belanda bernama F.C Wilsen seorang ahli dalam bidang teknik ikut meneliti monumen tersebut dan menggambar sketsa relief Borobudur. Hingga penelitian dilanjutkan oleh J.F.G Brumund untuk meneliti lebih detail monumen tersebut dan mengkombinasikan relief-relief yang telah di gambar F.C. Wilsen, ia menyelesaikan penelitian pada tahun 1859. Pemerintah Hindia Belanda berencana menerbitkan artikel dari penelitian-penelitian Brumund dan Wilsen. Namun Brumund menolak untuk bekerja sama. Akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menungaskan ilmuwan lain bernama C. Leemans untuk memadukan hasil karya Wilsen dan Brumund. Akhirnya pada tahun 1873 artikel tentang Candi Borobudur diterbitkan, kemudian di terjemahkan ke Bahasa Prancis setahun setelahnya. Dan poto pertama Candi Borobudur pun diabadikan oleh ahli engrafi Belanda pada tahun 1873.
Akhirnya Borobudur kian terkenal di seluruh penjuru dunia, menjadikannya sumber cinderamata dan pendapatan bagi para kolektor. Kepala archa Buddha salah satu objek untuk dicuri. Namun ukuran batu yang sangat besar dan berat sangat tidak mungkin untuk dibawa. Tapi faktanya, kepala Buddha banyak yang lepas. Menemukan kondisi yang kian tidak stabil, pada tahun 1882 Pemerintah menunjuk Groenveldt untuk menggelar penyelidikan lebih lanjut. Namun hal ini dianggap berlebihan. Akhirnya Borobudur dibiarkan namun tetap diperhatikan.
Pemugaran candi borobudur Pemerintah Hindia Belanda berencana melindungi Candi Borobudur dan menjaga kelestarian dan kemurnian candi tersebut. Akhirnya dibawah pemerintah Hindia Belanda, Yzerman ketua Arkeologi di Yogyakarta menugaskan 3 pejabat yang berprofesi di bidang yang berbeda-beda yaitu Brandes, Theodoor van Erp, dan Van de Kamer. Ia menyadari bahwa candi terlihat belum sempurna, akhirnya pemugaran Candi Borobudur dilakukan untuk pertama kalinya dengan teknologi konvensional. Hal ini menghindari kerusakan-kerusakan batu Candi. Kendati begitu, ia sangat berjasa sekali karena menyelamatkan peninggalan nenek moyang yang sangat bersejarah. Para penjajah aja sayang sama Budaya Indonesia, kita jangan mau kalah ya.
Kembali pada topik, tahun 1902 rencana pemugaran akan dilaksanakan dengan tiga langkah, yaitu: mengatur sudut bangunan dan bagian lain yang memungkinkan keruntuhan candi, memagari perkarangan candi dan memperbaiki sistem drainase, memindahkan batu yang lepas atau longgar dan pemugaran stupa utama. Pemugaran pun dilakukan dengan dana 48.800 Gulden.
candi borobudur sekarang
Pemugaran tahap berikutnya pada 1907-1911, dipimpin oleh Theodor van Erp, ia menggali tanah untuk mencari kepala Buddha yang hilang, selain itu ia ingin membangun tiga teras melingkar. Dalam proses pembongkaran, ia menemukan banyak hal yang harus dibenahi. Diajukanlah proposal untuk anggaran tambahan. Setelah itu pemugaran berlanjut sampai akhirnya Candi Borobudur seperti baru lagi. Ada masalah yaitu renovasi Van Erp menggunakan beton jadi menyebabkan timbul masalah baru.
Renovasi Candi Borobudur
Pada Tahun 1960, Pemerintah Indonesia mempunyai ide untuk melakukan pemugaran besar-besaran. Dengan mengajukan permintaan pada masyarakat Internasional untuk mengembalikan atau memulihkan Borobudur. Alhasil rencana ini sukses, dan Indonesia mengambil langkah seribu. Pondasi dikokohkan, relief dibersihkan, membongkar lima teras, menanamkan saluran air. Sampai akhirnya candi Borobudur seperti saat ini.
Candi Borobudur ini pun masuk daftar UNESCO pada tahun 1991 sebagai Situs Warisan Budaya di Indonesia. Tidak heran banyak wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Candi Borobudur karena candi ini memiliki artsitektur menakjubkan yang terdiri dari 6 teras berbentuk bujur sangkar, 504 arca Budha, 2672 panel relief dan 72 stupa. Dengan luas 123mx123 m dan tinggi 43 meter.
Banyak sekali ternyata cerita sejarah tentang candi borobudur yang belum banyak di ketahui oleh masyarakat pada umumnya. Dan sekarang Candi Borobudur juga menjadi tempat wisata di jogja yang wajib dikunjungi. Dan menambah keanekaragaman tempat wisata di Indonesia.
0 Response to "Asal Usul Candi Borobudur yang mungkin belum anda ketahui"
Posting Komentar